Sukanto Tanoto Memberdayakan Masyarakat dengan Beragam Cara

Sukanto Tanoto

 

Sukanto Tanoto

Source: Asianagri.com

 

Sukanto Tanoto dikenal sebagai salah satu pengusaha tersukses di Indonesia. Ia mampu membesarkan Royal Golden Eagle (RGE) menjadi korporasi kelas internasional.

 

Namun, pria kelahiran 25 Desember 1949 ini tidak hanya dikenal dalam dunia bisnis. Ia juga seorang pegiat aksi sosial lewat Tanoto Foundation yang didirikannya. Melalui lembaga yang didirkan pada tahun 2001 ini, Sukanto Tanoto memberdayakan masyarakat dengan berbagai cara.

 

 

Empati pria kelahiran Belawan ini terhadap kaum marginal sangat besar. Maklum saja, Sukanto Tanoto tahu persis betapa berat melawan kesulitan hidup terutama di segi ekonomi. Semasa muda, ia mengalaminya sendiri.

 

Sukanto Tanoto merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara dari sebuah keluarga sederhana. Ayahnya seorang imigran dari Fujian, Tiongkok. Sehari-hari, ayah Sukanto Tanoto berjualan minyak dan onderdil mobil untuk menghidupi keluarga di sebuah rumah toko kecil.

 

Kehidupan bersahaja menjadi keseharian Sukanto Tanoto. Bahkan, ia malah mengalami kesulitan hidup. Hal itu dimulai saat sekolahnya ditutup usai peristiwa G30S. Ia tidak bisa bersekolah lagi karena ayahnya masih berstatus sebagai warga negara asing.

 

Setelah itu, tantangan hidup semakin mengadang Sukanto Tanoto. Tak lama sesudah putus sekolah, ayahnya sakit keras hingga meninggal. Ini memaksanya untuk turun mengelola toko keluarganya demi menyambung hidup. Impiannya menjadi dokter pun kandas.

 

Pengalaman tersebut membuat kepedulian sosial Sukanto Tanoto tinggi. Ia merasa senasib sepenanggungan dengan mereka yang mendapat kesulitan hidup. Inilah yang menginspirasinya untuk mendirikan Tanoto Foundation.

 

Lewat yayasan yang sudah dirintisnya sejak 1981 ini, Sukanto Tanoto hendak membantu masyarakat untuk mandiri. Ia melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat supaya bisa mendapatkan penghasilan untuk hidup.

 

Perlu diketahui, Sukanto Tanoto meyakini kemiskinan hanya bisa dihapus jika masyarakat mampu mandiri, teredukasi, dan sehat. Oleh sebab itu, ia mengarahkan Tanoto Foundation supaya aktif dalam bidang pendidikan, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan kualitas hidup.

 

Adapun upaya pemberdayaan masyarakat yang dijalankan Tanoto Foundation terbagi menjadi dua. Pertama, mereka melakukan kegiatan pengembangan usaha kecil dan menengah. Selain itu, mereka juga mengembangkan petani kelapa sawit.

 

Dimulai dari usaha pengembangan usaha kecil dan menengah. Tanoto Foundation menjalin kerja sama dengan salah satu unit bisnis dari RGE, APRIL. Bersama-sama mereka membangun kelompok usaha kecil dan menengah dan memfasilitasinya untuk bisa berhubungan dengan APRIL. Dalam kegiatan ini, APRIL yang bergerak dalam bidang pulp dan kertas menggulirkannya di bawah program Community Development.

 

Terdapat beberapa kegiatan yang dijalankan oleh Tanoto Foundation. Mereka berusaha meningkatkan keterampilan para pengusaha lokal di Riau seperti melatih dasar-dasar manajemen bisnis, keuangan, akuntansi, serta vokasi.

 

Selain itu, Tanoto Foundation juga membuka akses terhadap peluang bisnis terkait operasional APRIL atau fungsi pendukung terkait. Bahkan, mereka juga menghubungkan mitra usaha kecil dan menengah dengan bank untuk mendapatkan modal.

 

Kegiatan ini telah menjangkau banyak kelompok usaha kecil dan menengah. Hingga Desember 2015, Tanoto Foundation sudah membantu 161 pengusaha lokal di Riau mendapatkan 341 kontrak bisnis dari APRIL. Berkat kontrak tersebut, mereka menyediakan barang dan jasa pada berbagai tahap produksi pulp dan kertas, termasuk pasokan tenaga kerja, mengangkut bahan baku, dan jasa transportasi untuk personel.

Selain itu, Tanoto Foundation melatih manajemen bisnis untuk 215 usaha kecil dan menengah yang memasok barang dan jasa untuk APRIL. Itu masih ditambah dengan pelatihan keterampilan vokasi untuk 144 anggota masyarakat pedesaan.

 

PENGEMBANGAN PETANI KELAPA SAWIT

Sukanto

Source: Asianagri.com

 

Kelapa sawit merupakan salah satu bidang industri yang ditekuni oleh RGE. Ini membuat Sukanto Tanoto memiliki keterikatan batin tersendiri dengan para petani kelapa sawit. Tak heran, dalam pemberdayaan masyarakat, pengembangan kelapa sawit menjadi fokus khusus.

 

Sasaran yang dituju Tanoto Foundation adalah para petani swadaya. Mereka merupakan para petani mandiri yang tidak terikat dengan pabrik kelapa sawit. Dengan demikian, mereka bebas menjual hasil perkebunannya kepada siapa saja.

Akan tetapi, petani swadaya biasanya tidak memiliki keterampilan pertanian yang memadai. Ini yang membuat hasil perkebunannya cenderung rendah. Kondisi tersebut akhirnya berujung terhadap kemampuan ekonomi yang buruk.

 

Fakta itulah yang mendasari Tanoto Foundation untuk membantu para petani kelapa sawit. Mereka akhirnya bekerja sama dengan unit bisnis dari RGE yang bergerak di industri kelapa sawit, Asian Agri.

 

Sejak 2012, kedua pihak sudah bahu-membahu menjalin kemitraan dengan petani swadaya. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pendapatan dan mata pencaharian petani

 

Adapun cara-cara yang ditempuh adalah dengan memfasilitasi pembentukan koperasi atau kelompok petani dan melatih praktik pertanian yang baik dan keterampilan lainnya. Selain itu, Tanoto Foundation memberi bantuan teknis kepada petani untuk mendapatkan sertifikasi minyak kelapa sawit berkelanjutan, seperti Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO).

 

Hingga akhir Desember 2015, Tanoto Foundation tercatat sudah melatih 5.661 petani dalam praktik pertanian yang baik. Mereka juga sudah mendirikan 122 kelompok petani dan 12 koperasi petani yang mendukung anggotanya dalam kegiatan perkebunan.

 

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan Tanoto Foundation tersebut memberi dampak besar. Kemandirian masyarakat yang didukung bisa muncul. Mereka jadi memiliki sumber penghidupan sendiri, bahkan tak sedikit yang akhirnya mampu membuka lapangan kerja untuk pihak lain.

 

Salah satu contohnya adalah seorang pria asal Pangkalan Kerinci, Riau, bernama Sulaiman. Berkat kemitraan dengan APRIL, ia berhasil menjadi pengusaha cocopeat yang sukses.

APRIL membutuhkan cocopeat sebagai media tanam bibit pohon akasia yang menjadi bahan baku pulp dan kertas. Mereka pun menggandeng pengusaha kecil dan menengah lokal sebagai mitra penyuplai. Sulaiman termasuk di antaranya.

 

Dengan bimbingan Tanoto Foundation sejak 2013, Sulaiman mampu mengelola usahanya dengan baik. Dari semula hanya mampu menyuplai 30 ton cocopeat per bulan, kini ia mampu menghasilkan 600 ton dalam kurun waktu yang sama.

 

“Usaha ini berkembang karena RAPP (unit bisnis APRIL, Red.). Kami sekarang punya truk tronton satu senilai Rp400 juta sebagai aset. Kami membelinya secara kontan,” ujar Sulaiman.

 

Lain lagi dengan seorang petani kelapa sawit bernama Mundir. Pria asal Siak ini sukses mengembangkan program integrasi kelapa sawit dan peternakan sapi berkat Asian Agri dan Tanoto Foundation.

 

Dalam program tersebut, Mundir beternak sapi di kandang. Untuk pakan, ia mengandalkan pelepah kelapa sawit, ampas tahu, serta solid (hasil sampingan pengolahan tandan buah segar kelapa sawit, Red.) yang didapatnya secara gratis dari Asian Agri. Sesudahnya, kotoran sapi diolah menjadi kompos untuk pupuk perkebunan kelapa sawitnya.

 

Kegiatan ini membuatnya sukses menjadi petani kelapa sawit sekaligus peternak sapi. Perkebunannya produktif dengan hasil yang tinggi. Sedangkan sapi yang diternaknya sudah mencapai 300 ekor.

 

Hal ini menunjukkan bahwa program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan atas arahan Sukanto Tanoto berjalan sukses. Banyak pihak yang merasakan perubahan hidup signifikan setelah dibantu Tanoto Foundation dan unit bisnis dari RGE.

Leave a Reply