CDMA Tutup – Siap-siap ucapkan selamat tinggal terhadap Flexi, Starone, Esia & Hepi pasalnya 4 dari 5 operator CDMA yang ada di Indonesia ini dikabarkan akan tutup dan beberapa mungkin migrasi ke GSM. Menurunnya jumlah pengguna CDMA di Indonesia diduga menjadi penyebab utama dipensiunkannya operator CDMA.
Bahkan untuk Flexi pihak Telkom sudah berencana memindahkan pelanggan Flexi ke GSM Telkomsel jika prosesnya mendapat izin dari pemerintah.
Seperti yang medianya.com kutip dari situs merdeka.com Hampir sudah tak ada lagi penambahan jumlah pelanggan, ditambah dengan tak ada lagi penambahan jaringan dan kegiatan pemasaran, maka tiga layanan fixed wireless access (FWA) berteknologi CDMA diprediksi mati tahun depan.
Keempat layanan tersebut adalah Flexi, StarOne, Hepi, dan Esia. Pada layanan Flexi, Telkom ternyata tak kuasa menahan penurunan jumlah pelanggannya, hingga BUMN telekomunikasi itu memiliki rencana memigrasikan layanan FWA tersebut ke seluler (Telkomsel).
Hal yang sama juga terjadi pada StarOne, yang pelanggannya tinggal tersisa 3.000 nomor saja, dan itu pun tidak semuanya aktif. Indosat juga sudah menghentikan pembangunan jaringan untuk StarOne sudah lama.
Adapun, Hepi milik Smartfren, sejak awal memang sudah seperti anak tiri saja, hingga tak pernah sekalipun disinggung soal pemasaran dan promosinya. Wajar saja, karena lisensi Hepi pun diberikan hanya sebagai kompensasi pemindahan Flexi dan StarOne ke pita 800MHz.
Sedangkan Esia, sejumlah BTS-nya di daerah bahkan sudah dicabut oleh penyedia menara, dan tidak ada lagi penambahan jaringan baru, sehingga langkahnya yang sudah gontai makin limbung.
Esia terlihat butuh operator untuk untuk mengakuisisinya, sama seperti yang dialami Axis guna menutupi hutangnya yang statusnya sudah turun jadi default karena gagal bayar.
Jangankan untuk membayar hutang, untuk membuatnya masih bertahan saja sudah sangat sulit, selain kerugian yang mencapai Rp 1,5 triliun kuartal III tahun ini, pelanggannya pun terus menurun dan hanya menyisakan 11,6 juta nomor, dan tentunya, tidak semuanya merupakan pelanggan aktif.
Esia juga gagal mendapatkan lisensi seluler. Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo, gagalnya Esia karena belum menyelesaikan sejumlah kewajibannya kepada pemerintah. Padahal, bila sudah mendapatkan seluler, jalan melompat ke LTE terbuka lebar.
Dulu, tarif murah selalu menjadi andalan operator FWA CDMA, meski sinyalnya buruk. Namun sekarang, tarif GSM pun sudah setara dengan CDMA, dan tentunya, dengan sinyal dan jangkauan yang lebih baik.
Kondisi layanan seluler dari Smartfren jauh lebih baik. Karena jumlah pelanggannya terus tumbuh, melalui strategi memasarkan smartphone CDMA sendiri. Jumlah pelanggan Smartfren adalah sebanyak 12,5 juta orang, yang mana 4,1 juta diantaranya merupakan pelanggan data.
Namun, Smartfren juga tidak bisa bertahan lebih lama, karena CDMA tidak akan berkembang, apalagi tak ada lagi vendor telekomunikasi yang mau memproduksi perangkat CDMA. Jalan satu-satunya adalah segera bermigrasi ke LTE meskipun untuk itu butuh biaya besar.
Tinggalkan Balasan