Profil Sukanto Tanoto

Inspirasi Mengubah Hidup Dari Sukanto Tanoto

Profil Sukanto Tanoto

Setiap orang menginginkan hidup yang lebih baik. Tidak ada yang ingin selalu hidup dalam kesulitan. Kalau demikian, Anda bisa mengambil inspirasi dari kisah pengusaha papan atas Indonesia, Sukanto Tanoto.

Dilahirkan di Belawan pada 25 Desember 1945, Sukanto Tanoto memiliki reputasi yang masyhur di dunia usaha. Ia memiliki sebutan sebagai Raja Sumber Daya, yang lahir berkat kejeliannya mengembangkan industri berbasis sumber daya alam di Indonesia.

Kini, Sukanto Tanoto memegang kendali sebuah korporasi skala internasional bernama Royal Golden Eagle. Grup perusahaan ini memegang kendali sejumlah bisnis besar di Indonesia. Mereka aktif bergerak dalam berbagai sektor, mulai dari kayu lapis, pulp and paper, kelapa sawit, energi, hingga serat viscose.

Bisnis yang dijalankan Royal Golden Eagle pun tidak terbatas di Indonesia. Mereka telah melebarkan sayapnya hingga ke luar negeri: Singapura, Malaysia, Filipina, Finlandia, Tiongkok, Brasil, hingga Kanada.

Hingga kini Royal Golden Eagle telah mampu mempekerjakan sekitar 50 ribu orang karyawan di berbagai negara. Nilai asetnya pun tidak sembarangan. Diperkirakan grup yang dulu bernama Raja Garuda Mas ini bernilai 15 miliar dollar Amerika Serikat. Tak aneh, mereka termasuk salah satu korporasi terbesar di Indonesia.

Sukanto Tanoto merupakan pendiri Royal Golden Eagle. Ia yang membesarkannya dari kecil hingga menjadi raksasa bisnis seperti sekarang. Kisahnya dalam mengembangkan perusahaan begitu inspiratif.

Jika melihat aset Royal Golden Eagle mungkin banyak yang beranggapan Sukanto Tanoto merupakan sosok dengan dukungan modal berlimpah. Padahal, kondisinya di zaman dulu jauh dari bayangan seperti itu.

Sukanto Tanoto berasal dari sebuah keluarga yang sederhana di Belawan. Keluarganya memiliki sebuah usaha kecil berupa toko yang menjual minyak, bensin, dan onderdil mobil.

Jangan bayangkan pula toko yang dimilikinya besar. Untuk menjalankan usahanya, keluarga Sukanto Tanoto hanya memiliki sebuah rumah toko dua lantai yang kecil. Satu lantai bawah dipakai untuk berdagang dan bagian atas untuk tempat tinggal.

Semasa kecil, Sukanto Tanoto mengaku dirinya sebagai sosok yang bandel. Ia menyatakan kerap dimarahi ibunya karena sering pergi bermain ke pantai dan membawa beragam binatang pulang. “Saya kenyang makan rotan,” ujar Sukanto Tanoto mengisahkan masa kecilnya.

Seperti anak lain, Sukanto Tanoto sempat bersekolah. Namun, pada tahun 1966, sekolahnya ditutup akibat pemberontakan PKI. Ia pun tidak bisa meneruskan sekolah lagi ke sekolah nasional karena ayahnya masih berstatus warga negara Tiongkok.

Tak lama kemudian, ayahnya jatuh sakit. Sebagai anak tertua dari tujuh bersaudara, Sukanto Tanoto terpaksa mengambil tanggung jawab dan peran sebagai ayah. Ia harus meneruskan mengelola usaha keluarganya untuk menyambung hidup dalam usia 18 tahun. “Saya akhirnya tinggal di lantai atas di rumah toko tempat usaha keluarga,” kenang Sukanto Tanoto.

Bisa dibayangkan kondisi perekonomian Sukanto Tanoto. Ia bukan orang kaya dan berpendidikan. Biasanya sosok seperti itu akan menjalani kehidupan yang sulit sepanjang hidupnya.

BERMIMPI MENGUBAH HIDUP
Namun, Sukanto Tanoto bukan sosok yang mudah menyerah. Ia tidak mau pasrah dengan keadaan dan menerima nasib. Menurutnya, kehidupan seseorang bisa diusahakan asal mau bekerja keras dan belajar.

Sukanto Tanoto memegang kukuh prinsip hidup tersebut sepanjang hayat. Ia pun secara konsisten melakukannya. Semua demi mengubah nasibnya menjadi lebih baik.

Maka, kesempatan untuk mengelola usaha keluarga dijalani dengan lapang dada. Ia rela melakukannya demi menyambung hidup. Namun, bersamaan dengan itu, Sukanto Tanoto juga merasa mendapat “sekolah” yang baik untuk mengembangkan naluri bisnisnya.

Seperti kata nasihat kemenangan akan mendatangi sosok pemberani, nasib Sukanto Tanoto lambat laun mulai berubah. Suatu ketika, ia mendapat kesempatan untuk membuka bisnis general contractor dan suplier perminyakan. Bidang ini tidak dikuasainya sama sekali. Namun, dengan nyali besar, ia mau menerimanya dan menjalankannya.

“Saya mau saja melakukannya karena saya masih muda,” papar Sukanto Tanoto.

Di sana Sukanto Tanoto memperlihatkan konsistensi dalam menjalankan prinsip hidupnya, yakni selalu mau belajar. Ia mau memperlihatkannya dengan baik kala mau mempelajari seluk-beluk bisnis general contractor dan supplier perminyakan.

Lihat saja, di bisnis pribadi pertamanya itu, Sukanto Tanoto harus membangun rumah, memasang pipa dan AC, hingga membuat lapangan golf. Semua pekerjaan itu jauh berbeda dari kegiatan sehari-hari berdagang minyak dan onderdil kendaraan.

Akan tetapi, Sukanto Tanoto malah menjadikannya sebagai sarana belajar. Ketika tidak mengerti tentang sebuah hal, ia tidak malu bertanya kepada siapa pun. Bahkan ia mengaku sering bertanya kepada para teknisinya tentang seluk-beluk AC.

Akhirnya beragam pelajaran penting diperoleh oleh Sukanto Tanoto di bidang tersebut. Hal ini membuatnya semakin memiliki keyakinan besar untuk berbisnis. “Itulah technical school saya,” ucap Sukanto Tanoto.

MELEBARKAN SAYAP BISNIS
Sukses di bidang supplier perminyakan dan general contractor tidak membuat Sukanto Tanoto berpuas diri. Ia masih berambisi melebarkan sayap bisnisnya. Semua dilakukannya karena ingin memastikan masa depan karyawannya semakin baik.

Oleh karena itu, Sukanto Tanoto mulai mengembangkan sayap bisnisnya. Lagi-lagi ia terjun ke bidang bisnis baru. Kali ini, pilihannya jatuh pada bisnis kayu lapis.

Dulu di Indonesia tidak ada pabrik kayu lapis. Untuk mendapatkannya harus diimpor dari negara lain seperti Singapura. Padahal, Indonesia adalah negara beriklim tropis yang memiliki hutan lebat sehingga sebenarnya lebih mudah untuk mendapatkan bahan baku pohon. Selain itu, ada banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk menanamnya di negeri kita.

Sukanto Tanoto gusar dengan kondisi tersebut. Ia pun memutuskan untuk membangun pabrik kayu lapis ketika orang lain belum memulainya. Hasilnya, perusahaannya meraih kesuksesan.

Kisah senada terus diulanginya. Sukanto Tanoto berani saja terjun ke bidang bisnis baru yang belum dikuasainya sama sekali. Lihat saja, ia akhirnya berkecimpung dalam usaha kelapa sawit, pulp and paper, energi, hingga serat viscose. Semua itu berbeda satu sama lain dan nyaris tidak memiliki karakteristik yang sama.

Meski begitu, Sukanto Tanoto mampu menjalankannya dengan baik. Semua tidak melulu akibat dukungan modal atau pendidikan tinggi yang dinikmatinya. Justru tekad kuat untuk mau mengubah hidup dengan mau terus belajar menjadi kunci sukses.

Anda bisa seperti Sukanto Tanoto. Apalagi mungkin Anda memiliki pendidikan yang baik. Selain itu, ada dukungan finansial yang dimiliki. Jika tidak, pun Sukanto Tanoto bisa membuktikan bahwa apa pun bisa diraih jika ada tekad yang kuat.

Oleh karena itu, jangan menyerah terhadap kesulitan hidup yang tengah dihadapi. Terus saja berjuang untuk memperbaikinya sembari meningkatkan kemampuan. Niscaya hidup bisa akan lebih baik.

Kisah inspiratif Sukanto Tanoto dapat dijadikan penyemangat. Ia berhasil mengubah hidup seratus persen. Dari tidak memiliki apa-apa, keluarga yang sederhana dan putus sekolah, ia sanggup menjadi seorang pengusaha papan atas di Indonesia dengan perusahaan beraset miliaran dollar Amerika Serikat.
 


Posted

in

by

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *