Memasuki musim kemarau, ancaman bahaya kebakaran meningkat pesat. Cuaca yang panas akan mempermudah terjadinya titik api. Kalau dibiarkan, api bisa muncul dan menjalar ke mana-mana memicu kebakaran besar. Hal ini hendak diantisipasi oleh APRIL Group dengan bersiap lebih dini.
Di sejumlah daerah sekitar Riau, kebakaran lahan dan hutan seperti menjadi rutinitas. Kondisi itu biasanya semakin memburuk ketika musim kemarau tiba. Cuaca yang panas dan kering mempermudah kehadiran titik api.
Mengetahui hal tersebut, Pemerintah Indonesia sejatinya sudah bersiap. Pada Januari 2017, Presiden Joko Widodo sudah melakukan koordinasi dengan kementerian terkait dan pihak penegak hukum untuk meningkatkan kewaspadaan bahaya kebakaran lebih dini. Pemantauan, deteksi dini, peningkatan kewaspadaan, serta penegakan hukum wajib dilakukan di sejumlah daerah rawan kebakaran di negeri kita seperti Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Papua.
Sebagai respons atas ajakan pemerintah, APRIL Group juga bersiap lebih dini. Sebelum musim kemarau datang, APRIL Indonesia telah mengumumkan Periode Bahaya Api di seluruh area konsesinya di Provinsi Riau. Masa tersebut berlaku pada 1 Juli hingga 30 September 2017. Upaya tersebut merupakan langkah antisipatif supaya tidak terjadi problem serupa pada tahun ini.
Dalam masa tersebut, APRIL Asia giat berkunjung ke sejumlah desa untuk mensosialisasikan ancaman bahaya kebakaran. Momen ini dimanfaatkan secara maksimal untuk menyadarkan para karyawan dan mitra APRIL serta masyarakat lokal di Provinsi Riau untuk tetap dan selalu waspada terhadap bahaya kebakaran di sekitar mereka.
“Fokus utama kami adalah meningkatkan kesadaran dan mencegah keberadaan api. Kami menganggap strategi ini lebih efektif dibanding memadamkan api di saat terjadinya kebakaran,” ujar Presiden APRIL Praveen Singhavi.
Periode Bahaya Api juga bermaksud mengingatkan masyarakat untuk terus berhati-hati. Pada masa ini, penyalaan api di ruang terbuka di semua kawasan hutan tanaman industri yang dikelola APRIL dilarang. Hal ini dilakukan demi mengontrol keamanan. Sebab, banyak kasus yang memperlihatkan bahwa kebakaran kerap terjadi akibat kelalaian manusia.
Pada masa itu, APRIL juga gencar melakukan kampanye untuk menumbuhkan kesadaran tentang bahaya kebakaran. Diharapkan setelah tahu masyarakat akan meningkatkan kewaspadaan. APRILIndonesia memanfaatkan beragam saluran komunikasi umum mulai dari papan pengumuman dan rapat-rapat desa sebagai pengingat kepada publik.
Seperti sebelumnya, APRIL Asia lebih fokus ke dalam pencegahan kebakaran dibanding langkah pemadaman. Langkah tersebut dirasa jauh lebih efektif. Sebab, tanpa ada api yang berkobar liar di lahan dan hutan, kerugian tidak akan dialami.
“Ancaman kebakaran dapat terjadi di mana saja, sebagaimana telah ditekankan oleh Presiden Joko Widodo. Kewaspadaan perlu dilakukan di tingkat paling tinggi,” ungkap Craig Tribolet, Manajer Strategic Fire & Protection APRIL.
MEMANFAATKAN PROGRAM DESA BEBAS API
Sebagai langkah nyata, APRIL Group memanfaatkan salah satu programnya yang telah terbukti sukses dalam menanggulangi kebakaran. Kegiatan tersebut adalah program Desa Bebas Api.
Dalam program antisipasi kebakaran tersebut, terdapat tiga komponen terpisah. Salah satunya adalah Masyarakat Sadar Api. Di dalamnya mencakup pengenalan mengenai pencegahan kebakaran dan kesadaran akan bahaya kebakaran.
Langkah nyata yang dilakukan ialah kunjungan ke sejumlah desa. Sejak Januari 2017, Tim APRIL bekerja secara intens bersama dengan pemerintah setempat, kepolisian, militer, dan pemimpin kru di desa-desa dalam menyebarkan pesan dan himbauan pencegahan kebakaran. Mereka datang ke desa-desa mengajak masyarakat mempersiapkan diri untuk menyambut musim kemarau yang akan datang.
Selain itu, APRIL mendatangi sekolah-sekolah untuk memberi pemahaman terhadap para siswa tentang bahaya kebakaran. Pada 2017, APRIL menargetkan 50 sekolah pada tahun 2017. Sebelumnya, mereka sudah melakukan kunjungan serupa ke 50 sekolah lainnya.
Para siswa dipilih sebagai target karena dirasa sebagai pihak yang potensial. Mereka masih muda. Diharapkan kesadaran terhadap bahaya kebakaran akan muncul sehingga ke depannya mereka akan peduli terhadap lingkungannya masing-masing.
Bersamaan dengan itu, upaya antisipasi kebakaran menjelang musim kemarau ini telah dirintis dengan pengguliran program Desa Bebas Api. Pada 2017, APRIL Group menargetkan 27 desa di Riau berpartisipasi.
Jumlah ini meningkat dari jangkauan Desa Bebas Api pada 2016. Tahun 2017, luas area yang dicakup dalam program pencegahan kebakaran ini mencapai 700 ribu hektare perkebunan. Luas ini tidak main-main karena hampir sepuluh kali lipat luas Singapura. Selain itu, secara nyata ada peningkatan lahan yang dijaga. Pada tahun 2016, hanya area seluas 592.080 hektare yang tercakup dalam program Desa Bebas Api.
“Secara keseluruhan, kami sangat senang dengan pencapaian di tahun 2016, mengingat cakupan Desa Bebas Api yang menjadi lebih luas untuk dipantau,” ujar Tribolet.
HARAPAN BESAR
Efektivitas program Desa Bebas Api sudah terbukti nyata. Kegiatan ini memang sangat apik dalam menekan tingkat kebakaran di sebuah wilayah. Sebagai catatan, pada 2016, tingkat kesuksesannya sangat tinggi.
Data itu diperoleh dari ulasan independen Carbon Conservation. Mereka melaporkan bahwa, pada tahun 2016, luas area yang rusak akibat kebakaran mencapai 390,6 hektare. Jumlah ini kurang hanya 0.06% dari total luas area yang tercakup dalam program yaitu 592,080 hektare.
Selain itu, kawasan yang dilanda kebakaran juga menyempit. Berdasarkan data dari Carbon Conservation, dari semua lahan yang terbakar, 344,9 hektare di antaranya terjadi di satu desa. Artinya ada hasil positif berupa ketiadaan kebakaran atau keberadaan api yang minim dari 17 desa lainnya. Secara detail, dari 18 desa yang berpartisipasi, hanya empat desa yang gagal menjaga wilayahnya dari ancaman kebakaran.
Pencapaian pada 2016 terlihat menggembirakan karena terdapat peningkatan lahan yang dicakup. Pada tahun 2015, hanya ada 427.876 hektare total area yang dijaga oleh masyarakat dengan program Desa Bebas Api. Dari jumlah itu cuma 0,01 persen yang dilanda bencana kebakaran.
Menilik keberhasilan yang sudah diraih muncul harapan besar supaya hasil serupa dapat diraih pada 2017. Diharapkan tingkat kebakaran akan semakin menurun. Selain itu yang tak kalah penting adalah munculnya kesadaran terhadap bahaya api. Ini akan berarti signifikan dalam pelestarian lingkungan karena, pada 2017, luas wilayah yang dicakup dalam program Desa Bebas Api semakin meningkat.
Bersamaan dengan itu, untuk memastikan kesiapan dan kemampuan pemadaman tingkat tinggi dari kebakaran yang terjadi di dalam dan sekitar area konsesi, APRIL Asia akan meningkatkan patroli darat dan udara oleh kru kebakaran. Tim APRIL juga bekerja secara aktif dengan masyarakat lokal dalam hal pencegahan kebakaran selama Periode Bahaya Api ini.
Keseriusan APRIL Group dalam menjaga lahan dan hutan dari bahaya kebakaran tidak perlu diragukan lagi. Mereka reka mengucurkan dana besar untuk melakukannya. Sampai saat ini, APRIL telah menginvestasikan lebih dari 6 juta dollar Amerika Serikat khusus untuk tim kebakaran dan peralatan pemadaman. Mereka juga melatih 600 kru pemadaman dan membuka membuka Saluran Siaga Kebakaran 24 jam untuk masyarakat yang hendak melaporkan kebakaran yang terjadi di dalam dan sekitar area konsesinya.
Tinggalkan Balasan