Ni Luh Djelantik, Sepatu Karya Indonesia Yang Dipakai Artis Dunia

Ni Luh Djelantik Sepatu Yang Mendunia – Banyak diantara kita mungkin berkiblat ke Eropa ataupun Amerika untuk urusan Fashion namun taukah anda ternyata justru para artis / selebritis dunia yang justru kepincut dan menggunakan karya buatan orang Indonesia. Salah satunya ialah Ni Luh Djelantik, produk sepatu buatan wanita asal Kuta Bali ini bahkan dipakai selebritis dunia sekelas Julia Roberts.

Sepatu Niluh Djelantik 2013 Terbaru
Gambar Setapu niluhdjelantik 2013

Wanita dibalik Merk / Butik yang sekarang sudah dikenal di dunia serta membanggakan Indonesia Niluh Putu Ary Pertami awalnya tidak menyangka jika produksi sepatunya bisa menembus pasaran Eropa. Padahal Niluh Djelantik, demikian sapaannya, hanyalah seorang pecinta sepatu saja.

Tak disangka, koleksi pertama Nilou langsung booming di Prancis. Pesanan pun membanjir. Hingga 4.000 pasang. Pada 2004, Ni Luh mendapatkan kontrak outsource dari jaringan ritel Topshop yang berpusat di Inggris. Pintu perdagangan ke Eropa kian terbuka lebar.

Di tahun yang sama, seorang perempuan berkewarganegaraan Australia berkunjung ke gerai Nilou di kawasan Seminyak, Bali. Perempuan yang kemudian dikenal dengan nama Sally Power ini mengaku terkesan dengan sepatu Nilou dan menawarkan diri untuk menjadi distributor di Negeri Kanguru.

Nilou semakin tenar. Pada saat bersamaan, desainer-desainer internasional yang berproduksi atau mencari inspirasi di Bali ikut memakai produk Nilou. Dari situlah Niluh memulai hubungan profesional mendesainkan sepatu untuk perancang-perancang busana dunia seperti Nicola Finetti, Shakuhachi, Tristanblair, dan Jessie Hill.

Sejumlah selebriti Hollywood papan atas, seperti Uma Thurman, supermodel Gisele Bundchen dan Tara Reid, dan Robyn Gibson (mantan istri Mel Gibson) merupakan sebagian perempuan yang fanatik memakai sepatu Nilou.

Atas kerja kerasnya, Niluh meraih Best Fashion Brand & Designer The Yak Awards in 2010. Dinominasikan sebagai Ernst & Young for Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2012 Awards. Sebagai persembahan bagi pecinta high heels, Niluh membuka butik Niluh Djelantik seluas 250 meter persegi di Bali pada pertengahan Maret 2012.

Sepatu made in Bali ini kini dipajang di ratusan etalase di 20 negara di dunia, selain di kantor pusat Nilou di Denpasar. “Kalau Uma beli sepatu Nilou di Saint Barth.” bisik Ni Luh, merujuk ke sebuah pulau kecil di Kepulauan Karibia.

Kalau di awal pendirian Niluh hanya mampu memproduksi 3 pasang sepatu, itupun hanya barang pajangan, Nilou memiliki kapasitas produksi hingga 200 pasang sepatu per bulan.

Dahulu, hanya memiliki dua karyawan, Nilou dibantu 22 karyawan dan 3 asisten kepercayaan. Jika toko pertamanya jauh dari kesan eksklusf dengan tembok kusam, dan berdinding anyaman bambu (gedhek), Nilou telah membuka 36 butik di 20 negara.

Niluh mengakui inspirasi merancang sepatu didapat dari mana saja, baik pada saat sedang membaca buku favorit yang membahas arsitektur dan interior desain maupun ketika berada di Niluh Djelantik atelier bersama para pembuat sepatu.

Bagaimana ceritanya produk sepatu Niluh ini bisa mendunia simak cerita Sukses Kartini masa kini yang membanggakan Indonesia selengkapnya yang kami kutip dari http://ciputraentrepreneurship.com.

Profil Niluh Djelantik, Mendunia Lewat Sepatu High Heels Buatannya

Awalnya kehidupan Niluh adalah sangat sederhana sekali. Dia tinggal di Denpasar Bali bersama dengan mamanya di sebuah kontrakan kecil. Sebagai seorang single parent, Niluh sangat tersentuh dengan perjuangan mamanya tersebut. Mamanya berjuang agar Niluh mendapatkan sekolah terbaik di Bali saat itu.

Usaha mamanya itu tidak sia-sia. Niluh pun mendapat sekolah terbaik. Namun sebagai konsekuensinya Niluh hidup dengan prihatin. Ia pun hanya mempunyai sepasang sepatu yang dipakainya sejak SMP hingga SMA. “Sepatu itu nomornya selalu lebih besar dari kaki saya sehingga bisa dipakai sampai SMA. Karena tidak bisa beli lagi sepatu, saat SMA sepatu saya sudah berlubang, mama menjahitkan sepatu itu buat saya agar bisa dipakai lagi,” katanya.

Selesai mengenyam pendidikan di SMA, Niluh melepaskan kesempatan melanjutkan pendidikan di dua universitas negeri, Udayana dan STP Bali bidang Manajemen Perhotelan, disebabkan untuk memenuhi keinginan mamanya yang ingin Niluh meneruskan kuliah di Jakarta.

Sejak tahun 1995, dirinya mulai bergabung dalam sebuah perusahaan Swiss. Sejak saat itulah Niluh hanya bertekad menjadi seorang karyawan yang cinta akan profesinya, jujur pada perusahaan tempat dirinya bekerja, dan memberikan yang terbaik bagi setiap perusahaan tersebut.

Tidak ada dalam kamus kehidupan seorang Niluh untuk mengerjakan setengah-setengah dalam melakukan sesuatu. “Jika kita menjadi seorang karyawan dan kita berbahagia dengan pekerjaan kita, jadilah seorang karyawan yang dapat dibanggakan oleh perusahaan tempat kita bekerja,” paparnya.

“Kita harus memiliki intergritas yang tinggi kepada perusahaan, dengan catatan bahwa perusahaan juga melakukan hal yang sama dengan memberikan penghargaan yang sesuai kontribusi kita kepada perusahaan tersebut,” tambah Niluh.

Naluri pengusahanya mulai muncul saat ia menjasdi karyawan di perusahaan tempatnya bekerja. Ia pun mulai melirik usaha sampingan membuat sepatu. Ia merasa saat itu sudah punya target pasar yang jelas yaitu konsumen pecinta sepatu yang menghargai kualitas dan kenyamanan.

Tentu saja pilihannya untuk berbisnis sepatu itu dilandasi karena kesukaannya pada sepatu. Bila ia sudah suka maka apapun akan dilakukan untuk membesarkan bisnis tersebut dan pada saat menemui cobaan diainya bisa bangkit dan tidak terpuruk lebih dalam.

Perlahan ia mulai membangun label Niluh Djelantik pada sepatu dengan model-model klasik dan elegan serta tidak terpengaruh oleh tren yang ada. Pengerjaan sepatunya pun mengutamakan unsur kenyamanan. Ciri khas sepatu kreasi Niluh adalah keseluruhan prosesnya dikerjakan dengan tangan.

Selain itu, juga dengan pemberian detail yang unik pada setiap model sepatunya, baik berupa sulaman, pemasangan stud pada seluruh bagian sepatu maupun penggunaan teknik anyaman. Sepatu-sepatu unik inilah yang berhasil mendapatkan tempat khusus di hati pecinta sepatu, baik di Indonesia maupun internasional.

Sepatu-sepatu Niluh sudah berhasil menembus pasar Eropa sejak tahun 2004. Awalnya dengan berlabelkan Nilou melalui Cedric Cador yang berperan sebagai distributor di regional Eropa. Pertengahan tahun 2007, Niluh memutuskan untuk tidak melanjutkan pemasaran Nilou dan menggantinya dengan label Niluh Djelantik. Label baru ini kembali dipasarkan di tahun 2011, dan telah berhasil menembus Globus Switzerland, yang merupakan salah satu retailer terkemuka di Eropa. Sepatu-sepatu ini akan mulai dipasarkan pada musim panas tahun 2012 ini

Selengkapnya ini beberapa produk terkenal lainnya yang sebenarnnya pembuatannya dilakukan di Indonesoa : Polygon, Wim Cycle, United Bike, Tomkins, Bata, League, Eiger, Bodypack, Polytron, Nexian, Niluh Djelantik, Damn I Love Indonesia, Jet Plane, Lea, Axioo, Advant, Byon, Cosmos, dan Maspion.

Leave a Reply