Hasil Pemilu Malaysia 2013 Barisan Nasional Menang (Koalisi Pemerintah Kembali Berkuasa)

Hasil Pemilu Malaysia 2013 – Seperti yang diprediksi banyak pihak, dalam hasil pemilu negara Malaysia Minggu 5 mei 2013 kemarin yang menjadi pemenang ialah Barisan Nasional yang mana merupakan Koalisi pemerintahan yang sedang berkuasa di Malaysia telah berlangsung selama 56 tahun sekaligus mematahkan usaha kelompok oposisi yang ingin mengakhiri kebijakan berbau rasis di negara tersebut.

Hasil Pemilu Malaysia 2013
Hasil Pemilu Malaysia 2013

Partai penguasa Barisan Nasional (BN) berhasil unggul dari partai oposisi Pakatan Rakyat dalam pemilu Malaysia. Hasil sementara BN meraih 112 kursi, sementara Pakatan Rakyat hanya 58 kursi dari 222 kursi parlemen yang diperebutkan.

Seperti dikutip dari reuters, Senin (6/5/2013), penghitungan suara belum berakhir. Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim sebelumnya mengklaim kemenangan dalam pemilu kali ini. Anwar memperingatkan Komisi Pemilihan Umum dan partai yang berkuasa Perdana Menteri Najib Razak untuk tidak “membajak” hasil pemilu.

Pemilu Malaysia diikuti 1.900 kandidat yang merebutkan 222 kursi parlemen pusat dan 505 kursi negara bagian.

Di sisi lain, kemungkinan munculnya sengketa hasil pemilu juga sangat terbuka karena kelompok oposisi menuduh adanya kecurangan. Bahkan sebelum sebagian besar suara selesai dihitung, Anwar mendeklarasikan kemenangan dalam akun Twitternya.

“Kami telah menang,” kata dia sambil mengingatkan agar Komisi Pemilihan Umum untuk “tidak mencoba membajak hasil yang sudah ada.” Kampanye pemilu di Malaysia memanas dalam beberapa hari terakhir saat Anwar menuduh BN memalsukan sekitar 40.000 data pemilih, termasuk di antaranya orang asing.

Hasil sementara pada Minggu ini juga menunjukkan adanya kecenderungan dari etnik China untuk meninggalkan BN. Partai oposisi dari minoritas etnis tersebut memperoleh suara yang signifikan di negara bagian Johor, yang sebelumnya merupakan basis dukungan BN.

Kecenderungan dari kelompok minoritas untuk meninggalkan BN ini telah terlihat sejak pemilu 2008 lalu. Pada saat itu, etnis China, India, dan juga Melayu menolak kebijakan BN sering diambil berdasarkan pertimbangan patronase yang berdampak pada meluasnya korupsi dan ketimpangan sosial.

Leave a Reply